INILAHTASIK.COM | Pemerintah Kota Tasikmalaya menargetkan sektor pangan, pertanian, dan perikanan turut memberi kontribusi positif dalam pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat, serta penguatan daya saing daerah.
Hal itu diungkapkan Plt Wali Kota, H. Muhammad Yusuf saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sektoral Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan, Rabu (17/02/2021).
Yusuf menuturkan, di 2022 sektor pangan, pertanian dan perikanan, diharap dapat memberi kontribusi positif dalam upaya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, serta peningkatan daya saing daerah, dengan sasaran utama penguatan ketahanan pangan daerah, peningkatan kapasitas para petani, peningkatan infrastruktur pertanian, dan perikanan, serta peningkatan penggunaan teknologi pertanian.
Potensi pengembangan sektor pertanian dan perikanan masih cukup besar, dimana sebagian besar wilayah kota Tasik masih berupa lahan pertanian, dengan karakteristik pedesaan. Hal ini harus dimanfaatkan secara efektif, dan maksimal, sebagai modal dasar pembangunan, dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan daerah.
Berdasarkan data statistik tahun 2020, luas lahan pengembangan potensi pertanian di kota Tasik 12.168 hektare, atau 70 persen dari total luas wilayah, terdiri dari, 5.796 hektare sawah, 2.594 hektare kebun, 942 hektare huma, 1.545 hektare lahan hutan rakyat, hutan negara 319 hektare, Padang rumput 20 hektare, kolam atau Empang 890 hektare, dan ada 72 hektare lahan yang belum dimanfaatkan sama sekali.
Selain itu, guna memastikan lahan pertanian tetap tersedia sesuai kebutuhan, pihaknya sudah menetapkan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) seluas 855 hektare, tinggal kedepan apakah perlu dibuat peraturan daerah mengatur itu atau tidak.
“Meski luas lahan pertanian kita cukup luas, tidak bisa dipungkiri. Saat ini, untuk pemenuhan kebutuhan pangan warga, sebagian besar masih mendatangkan dari luar, mengingat struktur tanah di kita tidak memungkinkan untuk ditanami berbagai komoditas pangan. Pada prinsipnya tetap perlu kolaborasi dengan pihak lain dalam pemenuhan kebutuhan pangan ini,” ungkapnya.
Untuk itu, lanjut Yusuf, perlu adanya langkah strategis dinas guna mengantisipasi ketersediaan pangan yang cukup dan harga bahan pangan yang terjangkau oleh masyarakat, dan pemerintah berkewajiban menjaga stabilitas dan pasokan bahan pangan tetap aman.
Kemudian, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian, adanya regenerasi petani, hal itu sejalan dengan program pencetakan petani milenial. Lalu, adanya terobosan dan inovasi penerapan teknologi tepat guna, sehingga pengembangan sektor pertanian dan perikanan dapat terus dilakukan, sesuai dengan karakteristik perkotaan.
“Perlu adanya peningkatan hubungan kemitraan dengan pihak non pemerintah, investor, dan dunia usaha, agar pembangunan pertanian tidak hanya bergantung pada pemerintah, tapi melibatkan seluruh unsur, dalam upaya mewujudkan kemandirian petani di kota Tasik,” ujarnya.
Baca: Tujuh Lembaga Penerima Bansos Minta Pendampingan Hukum LBH Ansor
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Murjani mengatakan, untuk optimalisasi produksi pertanian, pertama kita dorong soal perbaikan pengairan lahan pertanian, mengingat sebagian besar lahan pertanian di Kota Tasik masih mengandalkan hujan.
“Kemudian, optimalisasi lahan pekarangan untuk program ketahanan pangan masyarakat, dan itu sangat penting. Jangan sampai, karena butuh cabe, inflasi kita jadi naik. Untuk itu, kita dorong di 2022 sektor pertanian lebih produktif lagi,” paparnya.
Menurutnya, yang menjadi fokus perhatian lainnya adalah selama ini kebutuhan pangan masih disuplai dari luar daerah, sementara harga tidak selalu bagus diterima para petani, dan hal itu menjadi bahan pemikiran bersama agar stabilitas harga tetap terjaga dengan baik, sehingga petani tidak merasa dirugikan. Jangan sepenuhnya menyerahkan harga ke pasar, pemerintah daerah harus bisa mengontrol itu.
“Saya punya keinginan untuk membuat gudang besar, menampung hasil produksi para petani, habis itu dari gudang besar tersebut baru kita keluarkan. Dengan begitu, petani tinggal memikirkan produksi pertanian yang baik, tidak perlu memikirkan bagaimana pasarnya, dan itu program jangka panjangnya yang perlu kita sinkronisasikan dengan pemerintah daerah,” tandasnya. (Pid)
Baca: Pesta Tuak Dicampur Obat Batuk, Belasan Anak Punk Digiring ke Mobil Patroli
Discussion about this post