INILAHTASIKCOM – Tidak hanya mie yang punya versi instan, ternyata nasi tutug oncom (TO) sebagai kuliner khas Tasikmalaya juga punya versi instant.
Kainda Maulida FA adalah pionir lahirnya TO instant dengan brand Titasix yang booming di jagat dunia maya.
Tidak hanya itu, produknya sudah tembus pasar Eropa seperti Perancis, Jerman, dan Belanda. Selain itu, produk tersebt laris juga di pasar Asia seperti Arab Saudi, Australia, Malaysia, dan Singapura.
“Untuk lokal, kami sudah order hampir ke seluruh provinsi termasuk Papua. Capaian ini mungkin karena TO adalah khas Sunda banget. Sehingga banyak orang Sunda di luar sana cari lewat online,” kata Kainda kepada media beberapa waktu lalu.
Kianda menuturkan produknya tidak seperti bumbu oncom umumnya. TO instant produknya punya cita rasa yang berbeda. Sebab, cara penyajiannya sangat mudah. Cukup diaduk dengan nasi yang hangat. Selain itu, TO instant miliknya punya beberapa varian rasa dan level pedasnya.
“Produk ini bisa bertahan hingga tiga bulan lamanya, tanpa pengawet dan MSG. Satu kemasan dibanderol Rp 15.000 cukup untuk 10 piring nasi,” ujarnya.
Mengenai rasa, perempuan lulusan BSI Bandung ini menerangkan ada empat varian rasa yang disajikan yakni orisinal, jeruk, pedas, dan jeruk pedas. Sedangkan utuk level pedasnya diistilahkan dengan nama ledakan.
“Level pertama disebutnya peretek, peletok, beledug, dan yang paling pedas jelegur,” tambahnya.
TO instant Titasix ini sangat cocok sebagai pelengkap makanan lain seperti combro, cireng isi, bahkan roti asin. Dijamin produknya ini aman dan halal dikonsumsi karena sudah punya label dari MUI.
“Kami mulai usaha ini sejak masih kuliah. Bersama suami, kami memberanikan diri membuat produk TO yang beda dan menjualnya secara online,” cetusnya.
Kainda menyatakan hal lain yang menarik dari TO instant yakni cara pengemasannya. Sebab, kemasannya sangat mewakili Kota Tasikmalaya dengan gambar-gambar bangunan khas Tasikmalaya.
“T.O ini kan kesannya tradisional, jadi kami kemas agar lebih kelihatan modern dan bisa menjangkau pasar yang luas,” pungkasnya. (DEL)
Discussion about this post