INILAHTASIK.COM | Pembunuhan massal terjadi di Kolombia pada akhir pekan lalu. Seperti dilansir cnnindonesia.com, Senin (23/11/2020), dalam kejadian tersebut setidaknya 13 orang dinyatakan tewas.
Pihak berwenang Kolombia mengatakan pembunuhan massal terjadi di distrik Antioquia dan Cauca, dua daerah bergejolak yang kerap dilanda aksi kekerasan selama tahun ini.
“Sekitar 10 pria bersenjata memasuki sebuah asrama di Kebun Gabriela dan melontarkan tembakan membabi-buta,” kata Wali Kota Betania, Carlos Villada.
Pembunuhan tersebut diyakini berkaitan dengan pengedaran narkoba. Sedangkan pembunuhan massal yang terjadi di tempat lainnya, tepatnya di Argelia, menewaskan lima orang dan menyebabkan dua orang terluka.
Serangan-serangan itu menargetkan tempat-tempat hiburan seperti tempat biliar, bar, serta diskotik.
Sejak Januari lalu, telah terjadi belasan serangan dan pembantaian di Kolombia. Berbagai aksi kekerasan itu menjadikan 2020 sebagai tahun terburuk bagi Kolombia setelah penandatanganan perjanjian damai tahun antara pemerintah dengan eks kelompok pemberontak, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) pada 2016 lalu.
Sejumlah serangan terjadi akibat bentrokan antara Tentara Pembebasan Nasional (ELN), anggota kelompok FARC yang membelot, kelompok pemberontak lain yang pro-perjanjian damai, dan penyelundup narkoba. ***
Discussion about this post