INILAHTASIK.COM | Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya menggelar high level meeting bersama dengan TPID Provinsi Jawa Barat yang dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabarm Doni P Joewono, di Aula Bale Kota Tasikmalaya, Rabu (30/01/2019).
Wali Kota, H. Budi Budiman saat diminta tanggapan usai memimpin kegiatan tersebut mengatakan bahwa hal itu merupakan prestasi membanggakan bagi TPID Kota Tasik dikarenakan sepanjang sejarah berdirinya kota baru kali ini bisa meraih angka inflasi terendah se-Jawa yaitu 2,30%.
“Dengan berhasil menekan angka inflasi, maka kita sudah memastikan stabilitas pasokan pangan di masyarakat, tidak hanya makanan kebutuhan lain pun turut kita pantau, seperti beras, cabai, telur, daging (ayam dan sapi), gas dan lainnya, termasuk alur distribusi yang harus kita jaga juga,” katanya.
Budi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi yang baik ini sudah sepantasnya dijaga dan dipertahankan, salah satunya dengan menekan angka inflasi. Ia menyebut bahwa angka 2,30 % di atas rata-rata nasional sekitar 3,13%, termasuk Jawa Barat di angka 3,4%.
“Kita terus melakukan pemantauan komoditas pangan dengan harga relatif tinggi seperti beras, telur, juga daging ayam, kita akan optimalkan dengan memanfaatkan komunitas kelompok tani agar hasil komoditas pangannya dapat ditarik masuk ke Kota Tasik,” kata Budi.
Selain itu, lanjut ia, adanya Satgas Pangan juga berhasil mengendalikan harga pangan di pasaran, dengan memastikan alur distirbusi berjalan dengan lancar, tidak ada pihak yang berani melakukan penimbunan dan tidak sampai menimbulkan gejolak.
Menurutnya, peran serta Bank Indonesia dalam mendukung program inflasi sangat dirasakan betul manfaatnya, support yang luar biasa. “Sinergitas yang baik ini akhirnya membuahkan hasil baik pula. Kita juga rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat, juga para ulama dalam upaya menenakan inflasi dan mengimbau agar tidak melakukan aktivitas belanja berlebihan,” ujar Budi.
Hasil dari inflasi yang rendah, sambung wali kota, dampaknya sangat terasa, dimana pertumbuhan ekonomi semakin baik, bahkan angka kemiskinan pun mengalami penurunan secara signifikan 2,09%. “Menurunkan dua digit ini bukan perkara mudah. Jadi berbicara inflasi ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya,” tegas ia.
“Atas raihan ini kita jangan lantas berpuas diri, menjadi juara itu memang sulit, namun akan lebih sulit mempertahankannya. Selama kita mampu, kita akan terus berupaya menekan angka inflasi sekecil mungkin, kalau dimungkinkan bisa tembus di angka 2%,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Jawa Barat, Doni P Joewono menyebut tujuh kota yang dihitung inflasi Bandung, Tasik, Cirebon, Sukabumi, Depok, Bekasi, dan Bogor. “Kami secara khusus datang pertama di awal tahun ke Kota Tasik sebagai bentuk apresiasi kepada pak wali kota beserta jajarannya, karena telah berhasil menekan inflasi terendah di Jabar sebesar 2,3%,” katanya.
Ia mengaku tak bisa membayangkan jika inflasi di Jawa Barat angkanya lebih besar dari Kota Tasik dan merupakan tertinggi di Jawa dibanding Jawa Timur dan Jawa Tengah, sebesar 3,54%, bahkan melebihi angka inflasi nasional.
“Tadi juga kita sampaikan supaya menjadi perhatian Pemkot Tasik, karena untuk mempertahankan 2,3% ini kayanya agak susah, prediksi kita tidak mungkin lagi tembus dibawah 2,3%, pasti diatasnya. Karena apa, karena bisa saja subsidi BBM naik, listrik naik, tapi yang kita apresiasi adalah pengendalian di segmen lainnya, kalaupun naik 2,5 atau 2,6%, sebetulnya itu sudah the best, kenaikannya bukan karena tidak ada upaya, tapi karena kebijakan pemerintah yang tidak bisa dihindari,” pungkasnya. (Pid)
Discussion about this post