INILAHTASIK.COM | Pengurus Dewan Kesenian Kota Tasimalaya (DKKT) resmi dilantik dan dikukuhkan Plt Wali Kota H Muhammad Yusuf, Rabu (16/12/2020). Salah satu amanatnya meminta pengurus DKKT agar kembali membentuk tim estetika guna mengawal kegiatan pembangunan yang memerlukan campur tangan para pelaku kesenian.
Menanggapi hal itu, Ketua DKKT periode 2020-2025, Bode Riswandi mengatakan, kaitan dengan programnya sudah disampaikan dan lebih detail-nya akan dibahas dalam rapat kerja.
“Tapi hal yang paling urgent saat ini, kami diberi amanat oleh pak wali kota untuk segera merumuskan bersama dengan rekan-rekan di DKKT tentang pembentukan tim estetika Kota Tasik, untuk segera direkomendasikan ke Dinas Porabudpar dan sebagainya,” kata Bode.
Menurutnya, hal itu luar biasa lantaran setidaknya kedepan rekan-rekan senimannya dapat dilibatkan dalam berbagai unsur pembangunan di Kota Tasik, khususnya kegiatan pembangunan yang perlu mendapat pandangan dari para seniman.
“Agar kegiatan pembangunan yang dilaksanakan tidak menghilangkan atau melupakan unsur lokalitas, dengan kata lain muatan lokal atau ciri khas Kota Tasik-nya tetap ada,” jelasnya.
Kegiatan berikutnya, lanjut Bode, setelah pandemi Covid-19 selesai, rencananya akan menggelar kegiatan festival payung internasional. Pihaknya akan menarik festival tersebut ke Tasikmalaya. “Mudah-mudahan terlaksana. Kita akan berusaha maksimal sampai kegiatan tersebut gol nanti,” tambahnya.
Kemudian tak kalah penting, Bode mengaku sudah dua kali melakukan hearing dengan pihak DPRD Kota Tasik, yakni tentang segera lahirnya Perda Kebudayaan. “Kami akan menagih janji itu ke DPRD, mudah-mudahan di 2021 akan lahir Perda Kebudayaan, karena ini akan memberikan dampak dan kebermanfaatan bagi para pelaku seni dan kebudayaan di Kota Tasik,” ungkapnya.
Ditegaskannya, kondisi pandemi Covid-19 tak lantas menyurutkan semangat kinerjanya karena pandemi semacam ini menurutnya bisa saja terjadi kapanpun, namun dengan pembelajaran dari kenyataan kali ini minimal para pekerja seni sudah bisa membaca ruang.
“Sebab itulah visi yang dibangun pada periode 2020-2025 ini, kita membaca ulang falsafah kesundaan, Mi Indung ka Waktu, Mi Bapa ka Zaman, bertolak dari tradisi untuk membaca masa yang akan datang,” paparnya.
Ia pun berharap, kepengurusan hari ini lebih solid, akrab dan lebih terbangun suasana kekeluargaan. “Setiap kekurangan di periode lalu, InsyaAllah akan kami perbaiki, dan untuk keberhasilan yang sudah dicapai, berikutnya akan dilakukan lompatan yang lebih baik lagi,” pungkas Bode. (Pid)
Discussion about this post