INILAHTASIK.COM | Kota Tasikmalaya merupakan satu dari tujuh daerah Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang belum mendapat predikat sebagai kota layak anak. Hal itu berdampak pada regional Jawa Barat, sehingga provinsi ini belum masuk dalam kategori provinsi layak anak.
Pemprov Jabar menargetkan tahun ini dapat menjadi provinsi layak anak. Target tersebut menjadi salah satu pemacu Kota Tasikmalaya dengan mematok target sama untuk menjadi kota layak anak tahun 2019.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), Nunung Kartini ditemui disela-sela kegiatan evaluasi kota layak anak, Jum’at (22/03/2019), mengatakan saat ini sedang dalam proses evaluasi oleh kementerian dan pemerintah provinsi. “Kami yakin Kota Tasik sebagai kota layak anak dapat terwujud di tahun 2019,” tegasnya.
Evaluasi ini, katanya, berlangsung sejak tanggal 15 Maret sampai 5 April mendatang. Pihaknya juga akan mengadakan launching kampung ramah anak sebelum 5 April 2019. “Ini bisat menjadi nilai plus yang dapat mendongkrak Kota Tasik jadi kota layak anak,” ungkap Nunung.
Untuk mewujudkan sebagai kota layak anak, menurutnya, perlu dukungan dari seluruh stakeholder, baik instansi pemerintah ataupun non pemerintah dengan menghadirkan ruang khusus atau sudut ramah anak di lingkungan kantor masing-masing, terutama bagi instansi yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
Ia mengaku pihaknya sudah membuat satu percontohan kawasan ramah anak, tepatnya berada di RW 03 Kampung Plang Kecamatan Cipedes, dengan membuat suatu kawasan yang ramah anak, dimana anak-anak di lingkungan tersebut tidak lagi bermain keluar wilayahnya.
“Berbagai fasilitas penunjang aktivitas anak kita sediakan, seperti sarana olahraga. Di sana setiap hari Minggu, tidak hanya anak-anak saja juga para orang tuanya berkumpul untuk olahraga bersama, sehingga tidak perlu pergi jauh keluar dari wilayah,” tambah ia.
Tidak hanya itu, lanjut Nunung, tempat permainan anak yang sifatnya tradisional pun disediakannya seperti Sapintrong, Jajangkungan, Pecle dan lainnya. Hal itu, sambung ia, untuk mengalihkan anak agar tidak selalu fokus dengan gadget.
Hal tersebut, katanya, dirasa lebih bermanfaat bagi anak. Selain itu, juga ada program inovasi, program “Durian” atau Dua Ribu Sebulan, anak-anak diajarkan untuk menyumbang sebesar Rp 2 ribu per bulan yang dikelola oleh Forum Anak. “Hasil sumbangan tersebut, kembali pada anak-anak, digunakan untuk kegiatan positif mereka,” tuturnya.
Dengan berbagai program dan upaya yang sudah dilakukan, ia yakin dan optimis Kota Tasikmalaya dapat dinobatkan sebagai kota layak anak di tahun ini. (Pid)
Discussion about this post