INILAHTASIK.COM | Pasca ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, keberadaan Situs Kabuyutan Nagaratengah di Desa Ciampanan dan Desa Nagaratengah, Kecamatan Cineam seolah luput dari perhatian atau terbengkalai.
Keberadaan sejumlah makam Dalem Nagaratengah ini nampak tak terawat. Bahkan satu diantaranya nyaris hilang lantaran tanah pemakamannya ambrol. Beruntung seorang warga asli keturunan Cineam peduli atas keberadaan makam tersebut, hingga ia memperbaikinya untuk kembali memasang bebatuan alam sebagai tanda keberadaan makam Dalem Nagaratengah Pertama Arya Panji Subrata.
Selain kondisi makam yang tak terawat, kondisi infrastruktur jalan atau akses ke lokasi Situs Kabuyutan Nagaratengah juga luput perhatian pemerintah daerah. Berdasarkan penuturan warga sekitar, Jalan Nagaratengah merupakan jalan Kabupaten yang keberadaannya tercatat dalam peta Situs Kabuyutan Nagaratengah di Museum Denhag Belanda.
Budayawan Cineam, Kamil Badru, saat menemani Tim Cakrawala Media Grup, Minggu (09/02/2020) mengatakan, meski keberadaa Situs Kabuyutan Nagaratengah cukup erat kaitannya dengan Kerajaan Galuh atau Kabupaten Ciamis, namun tidak ada salahnya jika keberadaannya tetap dipelihara dan dijaga kelestariannya oleh Pemkab Tasik, terlebih pemerintah telah menetapkan situs tersebut sebagai salah satu Cagar Budaya, bahkan sudah tercatat di Balai Arkeologi, Bandung.
“Minimalnya Pemkab Tasik melalui dinas terkait bisa menata ulang keberadaan situs ini, seperti pemagaran area makam, terlebih untuk makam yang berlokasi di sekitar lahan milik warga, jika tidak dilakukan pemagaran, kami khawatir dapat merusak keaslian bentuk makam,” ungkapnya.
Menurutnya, sejauh ini perhatian Pemkab Tasik atas keberadaan Situs Kabuyutan Nagaratengah masih sangat kurang. Ia menyebut, dulu pernah ada pembangunan berupa pemagaran area makam Kiayi Abdul Rohaniah dan Dalem Panji Kusumah, namun itu pun tidak seluruhnya.
“Sebagian besarnya masih dibiarkan tanpa pembatas, terlebih untuk dua makam raja lainnya, yakni Arya Panji Subrata (Dalem pertama), makam Panji Kusumah (Dalem ke tiga), dan makam istri Dalem Pertama, Nyi Raden Setiasih atau Nyi Cempaka, masih belum dilakukan penataan sama sekali,” sambung Kamil.
Penataan situs ini, lanjutnya, selain sebagai upaya melestarikan warisan budaya juga berpotensi mengangkat kesejahteraan dan ekonomi warga sekitar, dengan banyaknya kunjungan warga ke Situs Kabuyutan Nagaratengah. (Tim)
Discussion about this post