INILAHTASIK.COM | Sejumlah Organisasi Islam di Kota Tasikmalaya kembali menggelar aksi unjuk rasa dengan mendatangi kantor wali kota, Senin (27/07/2020). Pada aksi kali ini, masa aksi menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya dorongan agar mencabut RUU HIP yang kini diubah menjadi RUU BPIP dari Prolegnas DPR, serta menuntut keadilan atas proses hukum Denny Siregar.
Organisasi Islam yang hadir dalam aksi kali ini antara lain Forum Aksi Indonesia Bangkit, Al-Mumtaz, Forum Mujahid Tasikmalaya, Front Pembela Islam (FPI) dan Fortal.
Ketua Al-Mumtaz, Abu Hilmi Afwan, mengatakan, Senin minggu lalu menurut informasi akan ada gelar perkara, tapi tidak jadi dengan berbagai alasan. “Katanya saksi belum lengkap. 19 hari berlalu sejak laporan dilayangkan, sejauh ini belum ada tanda-tanda akan gelar perkara, dan atau Denny Siregar akan dipanggil,” ungkapnya.
Lalu, lanjut ia, kemarin ada info dari pihak Polres Tasikmalaya Kota meminta untuk mendatangkan orangtua santri. “Akan kita ikuti, jika setelah itu masih tidak ada tanda Deni Siregar akan diperiksa, maka umat muslim di Tasik melalui Al-Mumtaz dan Forum Mujahid Tasikmalaya akan menggelar aksi besar-besaran, direncanakan dari seluruh Indonesia akan datang ke Tasikmalaya,” tegasnya.
“Kami akan penuhi apa yangjadi permintaan dari pihak kepolisian, termasuk mendatangkan orangtua santri, beberapa di antaranya siap datang ke Tasikmalaya, bukan hanya sekedar jadi saksi, tapi akan jadi pelapor juga. Mengingat apa yang dilakukan Denny Siregar dalam postingan status di media sosial, jelas menyinggung orang tua santri,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa kasus ini akan ditangani Polres Tasikmalaya Kota, dan waktu itu ada permintaan untuk dilimpahkan ke Polda dan Mabes Polri. Akan tetapi, pihaknya ingin Denny Siregar diproses di Tasikmalaya.
“Kita ingin dia segera dipanggil, bukti-bukti juga sudah lengkap, segera proses secara hukum, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, salah satunya UU ITE”. tandasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Mujahid Tasikmalaya, Nanang Nurjamil, dalam orasinya mengatakan, setelah penghinaan terhadap santri dan ulama oleh Denny Siregar, hal serupa dilakukan oleh pihak lainnya yang menyatakan dan menuduh bahwa santri di Tasikmalaya anak ISIS, bahkan ada juga yang menyebut anak-anak tahfidz Quran di Tasikmalaya sebagai anak-anak Iblis. Kemudian ada juga yang mengatakan Tasikmalaya adalah sarangnya kadrun yang ingin merusak persatuan NKRI.
“Karena yang dinista ini adalah kampung halaman kita, maka kami mempertanyakan seperti pernyataan sikap pemerintah kota Tasikmalaya. Tanah kelahiran kita dihina, masa mau diam saja,” tegasnya. (Pid)
Discussion about this post