INILAHTASIK.COM | Bintang sepak bola dunia Cristiano Ronaldo sempat menarik perhatian usai ia menyingkirkan botol Coca-cola yang merupakan salah satu merek sponsor Euro 2020.
Mengutip givemesport, Ronaldo disebut memicu kejatuhan nilai pasar Coca Cola hingga harus kehilangan nilai pasar (market value) sebesar US$4 miliar, setara Rp57 triliun (kurs Rp14.254) pada perdagangan Senin (14/6).
Analis Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo menilai tidak tepat bila Ronaldo disebut menjadi penyebab tunggal perusahaan sebesar Coca-cola kehilangan US$4 miliar karena sarannya untuk meminum air putih.
Ia menyebut kejadian tersebut hanya salah satu faktor minor saja yang terjadi bersamaan dengan beberapa faktor lainnya. Pertama, harga saham Cola-cola (KO) pada pertengahan Juni memang sudah mencapai harga puncaknya selama 52 minggu terakhir di level US$56 per saham.
Sehingga, ia mengatakan saham memang rentan koreksi karena sudah mencapai nilai puncaknya.
“Sebenarnya saat terjadi saham Coca Cola sudah negatif karena memang pada masa-masa itu Wall Street ada di teritori tertinggi jadi wajar kalau Wall Street mengalami koreksi,” jelasnya dikutip CNNIndonesia.com, Senin 21 Juni 2021.
Ia menyebut menyalahkan Ronaldo sebagai penyebab penurunan harga saham KO merupakan tindakan irasional. Pasalnya, investor melihat fundamental perusahaan untuk mengukur nilai saham. Untuk diketahui, KO merupakan salah satu dari 30 saham tertua yang tergabung dalam Dow Jones Industrial Average (DJIA). **
Discussion about this post