INILAHTASIK.COM | Tinggal sendirian dalam bangunan tua, yang terletak di bantaran sungai Cimulu di bawah jembatan Gunung Sabeulah, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Yeyet (70) menjalani hidup dalam deraan penyakit diabetes.
Tidak hanya itu, ia menerangkan, bagian tubuh yang terkena penyakit seperti kaki dan tangannya menjadi santapan tikus setiap malamnya.
“Ya hampir setiap malam kaki dan tangan saya selalu digerogoti tikus, apalagi dulu sebelum adanya listrik. Sekarang pun setelah ada listrik, tikus-tikus suka menghampiri saya, untuk menghindarinya, saya bungkus dengan handuk,” terangnya.
Ia menjelaskan, sudah hampir 20 tahun tinggal dan ngontrak di sana, dengan bayar kontrakan sebesar 150/bulannya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia mengandalkan penjualannya dari hasil mulung sampah disekitaran toko yang ada di Gunung Sabeulah.
Ia mengakui selama hidup di sana, tidak pernah sedikit pun tersentuh bantuan dari pemerintah. Namun beruntung masih ada dermawan dan komunitas yang peduli terhadapnya.
“Tak pernah sekalipun saya dapat bantuan, baik PKH, RASKIN maupun yang lainnya. Ini lampu bantuan dari komunitas dan para dermawan,” ungkapnya.
Untuk itu, ia berharap ada perhatian dari pemerintah, setidaknya untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.
Ekip, Humas Slank Fans Club Tasikmalaya (SFCT) yang juga warga setempat membenarkan adanya warga yang tinggal puluhan tahun dibantaran sungai Cimulu. Ia merasa prihatin dengan keadaan Mak Iyet tersebut.
“Iya kang, saya sangat prihatin dengan kondisinya, untung saya ada komunitas dan kami berinisiatif membantunya, dibantu dengan OKP Brigez dan PRKI. Alhamdulillah semua mau berjibaku membantunya walaupun alakadarnya,” tandasnya. (Spy)
Discussion about this post