INILAHTASIK.COM | Situ Beet salah satu daerah yang berada di wilayah Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya. Daerah ini dikenal sebagai sentra anyaman bambu. Banyak yang diproduksi oleh para pengusaha di daerah tersebut dengan berbahan dasar bambu juga yang lainnya seperti pandan dan mendong untuk dijadikan berbagai jenis barang kemasan dan souvenir.
Jenis-jenis produk itu diantaranya untuk kemasan makanan dan parcel. Sementara, souvenirnya berupa bungkus tisu, tas, piring ayaman, dan lain sebagainya. Ketika ditemui salah seorang Pemilik Usaha SKB Handycraft, Dede Darmawan, memaparkan bahwa hasil produknya tak hanya dipasarkan di daerah ataupun nasional saja melainkan sudah tembus ke mancanegara alias ekspor.
Omzet yang didapatnya juga cukup lumayan besar, apalagi di saat-saat tertentu khususnya hari raya dan hari besar lainnya. “Harga jualnya variatif, mulai Rp 700 sampai Rp 170 ribu per buah. Kalau hari-hari biasa dalam sebulan paling dikisaran 50 sampai 60 jutaan rupiah. Tapi, seperti hari raya atau lebaran biasanya suka mencapai 150 hingga 200 jutaan rupiah,” katanya, Sabtu (07/07/2018).

Dijelaskan Dede, saat ini perusahaanya memiliki 35 orang perajin sebagai pegawainya. Rata-rata berdomisili di sekitar Situ Beet. Sistem yang diterapkan dengan cara maklun atau bekerja di rumah masing-masing. Usahanya itu terdiri dari tiga cabang yakni produk anyaman bambu dan souvenir.
Dede menyebutkan, SKB Handycraft merupakan perusahaan warisan atau turun temurun. Ia bersama kakak kandungnya sebagai penerus dari orangtua yang telah mendirikan usahanya itu sejak beberapa tahun silam hingga kini masih tetap eksis bergelut di dunia produksi kerajinan anyaman dan menjadi salah satu perusahaan besar di Situ Beet. Tak hanya itu, SKB Handycraft juga ternyata pernah mendapatkan penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto.
Disinggung perhatian pemerintah, Dede menilai positif. Selama ini dirinya selalu mendapat arahan dan pembinaan untuk pengembangan usaha anyamannya itu, termasuk juga sering kedatangan tamu dari luar daerah yang diarahkan oleh pemerintah. Namun, jika berbicara bantuan sejenis materi seperti untuk permodalan Dede belum pernah merasakannya.
“Tidak apa-apa lah, yang penting perhatiannya juga sampai sekarang sudah bagus. Apalagi jika terus mendorong untuk kemajuan dan perkembangan sentra anyaman ini. Pastinya, kami selaku pemilik usaha dan perajin sangat berharap bisa lebih maju dan berkembang sehingga sentra anyaman ini betul-betul dikenal luas dan menjadi salah satu ikon Kota Tasikmalaya,” tandasnya. (Tim)
Discussion about this post