INILAHTASIK.COM | Pencak silat merupakan warisan budaya bangsa Indonesia. Bahkan, seni bela diri ini telah dikenal luas hingga ke mancanegara. Saat ini, ada banyak jenis aliran dalam pencak silat. Masing-masing aliran, mewakili setiap daerahnya.
Kebanyakan orang, mengenal pencak silat hanyalah sebuah kegiatan yang merujuk pada proses peningkatan kemampuan diri dalam hal pertahanan serta perlawanan fisik saja. Namun, jangan salah, dibalik peningkatan dua hal tersebut, ada banyak manfaat lain yang bisa didapatkan menfaatnya bagi para generasi penerus bangsa.
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Tasikmalaya, Opik Taufik Rohman, mengatakan, pencak silat tak hanya sekedar mengolah sisi jasmani saja, tetapi juga melatih sisi kerohanian, khususnya pendidikan karakter dan keagamaan.
Ia menyebut, dalam setiap tatanan gerakan pencak silat semuanya mengandung filosofi tersendiri. “Mulai latihan sudah diawali dengan berdo’a. Itu bukti penyerahan diri kepada Sang Pencipta. Kemudian, melakukan pemanasan sebelum latihan yang dipimpin oleh pelatihnya, itu merupakan adanya bentuk hirarki pola pendidikan kepemimpinan. Sedangkan penghormatan kepada pelatih, itu adalah pendidikan tatakrama dan kesopanan yang diindahkan, yakni menghargai tingkatan dan usia,” papar Opik, Kamis (01/11/2018).
Dia menambahkan, pencak silat juga mendidik para anggotanya untuk senantiasa rendah hati dan tidak sombong. Buktinya, kata ia, dari setiap gerakan pencak silat kebanyakan diawali dengan sikap pertahanan, bukan perlawanan. Hal itu, menurutnya, menjadi salah satu bukti dimana para anggota dalam kesenian tradisional itu tidak boleh menunjukan keperkasaannya disembarang waktu dan tempat. Tetapi hanya boleh digunakan pada saat-saat terdesak saja.
“Sedangkan, untuk sisi keagamaan, dalam silat ada yang namanya do’a pembuka dan penutup, semua itu sebagai bentuk penyerahan diri serta rasa syukur kepada yang maha kuasa. Karena tidak ada kekuatan kecuali atas dasar kehendak-Nya,” tambah Opik.
Meski kini zaman semakin berkembang, lanjut Opik, keberadaan pencak silat masih terus eksis. Bahkan, sambungnya, saat ini animo masyarakat mulai meningkat, terutama setelah digelarnya Asian Games kemarin, dimana dalam perhelatan tersebut, Pencak Silat berhasil menorehkan prestasi yang luar biasa dengan menyumbangkan 14 emas untuk negara tercinta ini.
Otomatis, dari prestasi ditorehkan itu, masyarakat semakin termotivasi untuk mengikuti pencak silat di berbagai faguron (perguruan). Opik mengungkapkan, sekarang ini di Kota Tasikmalaya setidaknya tercatat ada kurang lebih 40 faguron. Semuanya tersebar di berbagai wilayah kecamatan.
Saat ditanya soal keberpihakan pemerintah , Opik berdalih bahwa saat ini sudah mulai ada perhatian. Namun, menurutnya, perhatiannya baru sampai kepada para atlet saja. Dengan demikian, ia berharap, perhatian pemerintah bisa juga menyentuh kepada para penggiat olahraga. “Karena, atlet tidak mungkin bisa berprestasi tanpa bantuan dan dorongan dari pihak lainnya,” tandas Opik. (Sep)
Discussion about this post