INILAHTASIK.COM | Metode yang diterapkan para Petani buah Naga di Blok Tonjong, Dusun Cicae, Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya berbeda dengan petani yang lainnya.
Metode yang digunakan yaitu penyinaran Ultraviolet untuk memperbanyak produksi sehingga menambah pendapatan.
Salah satunya, Dadang. Petani buah Naga di Desa Cilangkap ini mengaku setelah menggunakan metode tersebut, produksi buah Naga di lahan miliknya bisa mencapai empat kali panen dalam setahun. Pohon buah Naga yang ditanamnya sebanyak 2.000 pohon di lahan seluas dua hektare.
“Lampu itu membuat pohon jadi hangat saat malam hari. Serangga juga akan lebih tertarik pada lampu dan tidak mendekati bunga atau buah. Jadi, produksi kebun buah Naga saya naik,” katanya.
Di tempat yang sama, Haryanto menerangkan, penggunaan metode penyinaran ultraviolet agar bisa berbuah sepanjang tahun. “Dalam satu tahun kita bisa sampai empat kali panen, jadi dalam waktu tiga bulan pohon ini berbuah,” terangnya, Senin (09/03/2021).
Ia menyebut, jika berbicara alami biasanya pohon buahn Naga hanya berbuah satu kali dalam setahun, yakni di bulan Desember-Januari.
“Tapi dengan cara ini bisa sampai empat kali, itupun dengan perawatan extra, terutama pemeliharaan dan dengan sistem rangsangan penyinaran ultraviolet,” jelasnya.
Sementara itu, lanjut ia, untuk penyinaran diefektifkan hanya sekitar dua puluh hari. Sedangkan dalam satu hari delapan jam.
Baca Juga: Puding Buah Naga, Camilan Sehat buat Keluarga
“Lalu kita diamkan selama empat sampai tujuh hari. Kemudian bunga yang dirangsang akan keluar. Selanjutnya, dua puluh hari kemudian bunga tersebut akan mekar, maka empat puluh hari setelah mekar buahnya siap panen,” paparnya.
Ia menyakinkan bahwa setelah menggunakan metode penyinaran, buah naga yang dihasilkan semakin besar. Bunganya pun selalu ada dan jarang yang rusak. Selain itu, rasa buahnya terasa lebih manis.
“Syukur allhamdulillah, apa yang kita harapkan pasca panen di luar musim walaupun pandemi bisa menopang hidup kami, tentunya bisa berkah membiayai kebutuhan hidup,” tutur Haryanto.
Kedepan, dirinya berharap pihak pemeritahan tingkat kabupaten maupun propinsi lebih memperhatikan para petani buah Naga khususnya di Desa Cilangkap agar bisa memiliki rumah produksi sendiri, serta untuk jalan produksi karena di saat musim hujan selalu kesulitan dan adanya keterbatasan modal. (ABK)
Baca Juga: Panen Buah Naga di Momen HPN
Discussion about this post