INILAHTASIK.COM | Dalam rangka mewujudkan sanitasi yang aman, pemerintah Kota Tasikmalaya terus melakukan penataan di sejumlah kawasan pemukiman warga, salah satunya dengan pembangunan sarana air limbah atau yang dikenal dengan septic tank komunal.
Kepala Dinas Perawaskim, Yono S Karso Rabu (16/10/2019) mengatakan, terkait dengan pembangunan sarana air limbah, pihaknya sudah membangun septic tank komunal di 52 lokasi. Sementara, yang dibangun melalui program kotaku 180 lokasi.
Ia menegaskan, kawasan tertentu yang tidak tersedia lahan pembuatan septic tank komunal, bisa memanfaatkan lahan gang, salah satunya seperti di Cieunteung. Perawatannya, saat ini sudah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik atau UPTD SPALD, dengan programnya LLTT atau layanan lumpur tinja terjadwal.
Bangunan septic tank komunal yang sudah jadi, katanya, akan di data mengenai sejak kapan mulai beroperasinya. Hal itu, untuk mengatur jadwal penyedotan, mengingat daya tampungnya rata-rata paling lama tiga tahun, atau disesuaikan dengan jumlah warga yang membuang limbah ke septic tank tersebut. Ada perhitungan khusus, sehingga dapat diketahui kapan septic tank terisi penuh.
Untuk saat ini, lanjut Yono, keberadaan UPTD SPALD belum terlalu disibukan dengan layanan sedot tinja, mengingat septic tank masih baru. Prediksinya, Tiga tahun kedepan, UPTD SPALD pasti cukup disibukan dengan layanan tersebut.
“Guna optimalisasi layanan, kita juga menambah satu unit kendaraan tangki penyedot tinja, total kita memiliki tiga unit kendaraan penyedot tinja,” jelas Yono.
Selain itu, untuk mengoptimalkan layanan, karena sejumlah septic tank komunal berada didalam gang, ia mengusulkan untuk pengadaan armada sedot tinja roda tiga, atau dengan memperpanjang selang, sehingga dapat menjangkau lokasi septic tank komunal.
“Hal ini harus diantisipasi dari sekarang, jangan sampai layanan sedot tinja ini terjegal, apa jadinya jika layanan tersebut tidak berjalan optimal. Tidak terbayang seperti apa jadinya, nasih mending kalau banjir cileuncang, kalau banjir kotoran kan lain ceritanya,” tegas ia.
Oleh karena itu, Yono menyebut bahwa layanan ini jangan sampai dianggap main-main. Mungkin saat ini dampaknya masih belum terasa, bagaimana jadinya di tiga tahun kemudian. “Makanya kami sudah sampaikan perihal ini kepada pimpinan, Alhamdulillah beliau sangat merespon, mudah-mudahan tahun 2021 dialokasikan anggaran untuk pengadaan perlengkapan tersebut,” tandasnya. (Pid/Adv)

Discussion about this post