INILAHTASIK.COM | Pria kelahiran Tasikmalaya 18 Oktober 1972 ini awalnya bukan orang politik. Namun, pas detik-detik akhir pendaftaran calon legislatif dia menerima pinangan dari beberapa rekan seperjuangannya untuk ikut maju dalam konstentasi Pileg 2019, dengan mengunakan gerbong Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) dan akhirnya Alfie Akhmad Sa’dan Hariri, SE.SH.MH., tercatat sebagai Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat.
Sebelumnya, jebolan S2 Sekolah Tinggi Hukum Galunggung (STHG) ini mengaku pernah diajak bergabung oleh beberapa partai untuk nyaleg. “Kalau hanya sekedar membantu, saya terima. Tapi, kalau untuk bergabung jadi bacaleg pada saat itu saya tolak, walaupun mereka sudah menyatakan akan membantu dari segi finansial dalam proses pencalegan,” katanya, Senin (29/10/2018).
Dia mengungkapkan, seiring waktu berjalan dan sampai pada titik akhir ternyata Partai Hanura yang dipilihnya. “Karena partai ini nasionalis, dengan demikian dapat menjalin komunikasi yang lebih luas. Kalau dikatakan, Hanura relatif bersih, meski tetap ada saja oknum yang menghianati rakyat di partai manapun,” ujar Alfie.
Meski Hanura terbilang belum lama dan besar namun hal itu ia jadikan sebuah tantangan untuk membuat budaya baru di partai tersebut. “Banyak yang bilang, apakah saya optimis atau pesimis. Bukan itu sebenarnya, karena saya ingin membangun budaya baru dalam berpolitik, terutama bagaimana mengedukasi masyarakat tentang hakikat demokrasi. Jadi, kalau masyarakat belum terpanggil untuk merubah kebiasaan lama, minimal paradigma baru sudah terinstal ke softwarenya,” ucap ia.
Jika terpilih, Alfie punya hal yang paling disoroti yakni aspirasinya harus sampai kepada rakyat tanpa syarat di luar ketentuan yang berlaku. “Aspirasi harus sampai dengan ini itu, ke sana ke sini, tidak boleh terjadi. Aspirasi adalah hak rakyat dan harus benar benar sampai kepada yang berhak,” paparnya.
Tak hanya itu, lanjut Alfie, ada program lain yang akan disorotinya yaitu masalah pendidikan. “Karena memang suatu bangsa, suatu negeri, suatu negara akan cepat mencapai tujuanya apabila penghuni negeri itu sendiri softwarenya mumpuni. Karena manusia berpikir, berucap, dan bertindak pasti sesuai softwarenya. Maka dari itu pendidikan harus diutamakan,” pungkas ia. (Abi)
Discussion about this post