INILAHTASIK.COM | Di era generaai 4.0 keniscayaan bahwa teknologi komunikasi menjadi kebutuhan primer. Sebut saja smart phone, benda ini sudah sedemikian merebak dan tidak sedikit berdampak negatif terhadap perilaku di masyarakat.
Kemunculan benda ajaib inipun mengubah tatanan khususnya ke generasi millenial, bahkan oleh oknum-oknum tertentu kerap dijadikan alat untuk bermodus. Tapi di sisi lain, smart phone bisa juga dijadikan alat untuk berbuat positif.
Atas dasar ini, SMK Bakti Kencana Tasikmalaya menggelar workshop Photography bekerjasama dengan KOPPROT (Komunitas Phone Photography Tasikmalaya), di Aula SMK Bakti Kencana, Sabtu (09/09/2019).
Kegiatan tersebut menjawab stigma negatef perihal yang selama ini berkembangnya kasus-kasus diakibatkan smart phone khususnya di kalangan pelajar.
Misal, video kekerasan, pelecehan bully, dal lain-lain di kalangan pelajar. Adapun tema workshop yakni “Jadi fotografer itu tidak mahal loh”. Judul tersebut dipilih karena untuk menjadi seorang fotografer terkesan hobi atau pekerjaan yang membutuhkan biaya mahal, dan anggapan itu yang selalu menghantui.
KOPPROT menjawab bahwa jadi fotografer tidak perlu mahal. Itu dibuktikan dengan kamera smart phone bisa menghasilkan gambar yang luar biasa, baik teknik landscape ataupun macro.
Dalam kegiatan workshop, kebetulan sesi fotografi teknik “makro” yaitu pengambilan foto objek dalam jarak yang sangat dekat, untuk mendapatkan detail objek yang berukuran sangat kecil atau kurang dari 2 cm.
Melalui paparannya, Ketua SIPATUTAT yang juga aktif di KOPPROT, Irwan Supriadi (Iwok) menerangkan bahwa untuk mendapatkan foto makro, biasanya dilakukan dengan kamera DSLR dan menggunakan lensa khusus macro yang sudah tentu harganya tidak murah.
Namun, kata ia, dengan berkembangnya teknologi saat ini, memotret makro bisa dilakukan dengan hanya menggunakan kamera ponsel atau handphone/smartphone.
Menurutnya, memotret macro dengan kamera ponsel harus memiliki kesabaran ekstra, karena pengambilan foto harus dilakukan sedekat mungkin dengan objek. “Apalagi, objek yang kita foto adalah serangga atau hewan-hewan kecil lainnya, yang kadang tidak mudah untuk mendapatkan moment diam mereka,” jelas Irwan. (dra)
Discussion about this post