INILAHTASIK.COM | Tenaga Bidan tidak hanya dituntut mampu membantu ibu melakukan persalinan, namun saat ini profesi Bidan harus bisa memberikan edukasi terkait pendidikan dan perkembangan seks (alat reproduksi) anak pada orang tua.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Tasikmalaya, dr. Atit Tajmiati mengatakan, maraknya terjadi pelecehan seksual di tengah-tengah masyarakat harus menjadi perhatian semua, khususnya tenaga Bidan.
“Sebagai tenaga bidan yang menjadi pendamping ibu dan perempuan perlu memberikan edukasi tentang perkembangan seks anak-anak kepada orang tuanya, apa yang harus dilakukan seorang ibu jika anak memasuki siklus dewasa dan sudah memasuki perkembangan reproduksi,” ungkap Atit Tajmiati saat Seminar Nasional dengan HUT Bidan Ke-68, di Aula Ballroom Hotel Asri Plaza Asia, Sabtu (13/07/2019).
Kegiatan menghadirkan narasumber dokter kandungan dan pakar Seks Indonesia dr. Boyke Dian Nugraha. Atit mengungkapkan, bidan harus memiliki pengetahuan yang mumpuni. “Tugas bidan itu membawa perempuan dalam keadaan sejahtera, sehat khususnya segi kesehatan reproduksi. Ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia yakni lingkungan, genetik, pelayanan serta sosial budaya atau adat istiadat,” jelasnya.
Menurut ia, penyakit seksual atau reproduksi harus dicegah sedini mungkin, dengan demikian profesi bidan harus mampu mencegah terjadinya penyakit dengan sedini mungkin. “Jangan menunggu sesuatu menjadi terjadi tapi berbuatlah untuk itu tidak terjadi, ini merupakan tindakan preventif yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga bidan dan kesehatan lainnya,” ujar Atit.
Sementara itu, dr. Boyke Dian Nugraha menjelaskan, edukasi atau pendidikan seks sejak usia dini sangat penting guna mencegah terjadinya perilaku seks bebas dan atau penyimpangan seks. “Banyaknya perilaku seks yang menyimpang dan kekerasan seks terhadap anak dan perempuan yang terjadi akhir-akhir ini, jika pengetahuan dan pendidikan seks dikenalkan sejak dini ini mungkin kekerasan seks tersebut tidak akan terjadi,” katanya.
Ia menyebut banyak perempuan dan orang tua yang masih menutup-nutupi masalah seks, padahal hal itu justru membuat semakin buruk dan membahayakan perkembangan seks bagi anak-anak. “Saya katakan, seks bukanlah sesuatu yang tabu dalam keluarga untuk diungkapkan, tapi harus diungkapkan guna mencari solusi dan pemecahannya agar tidak ada yang menjadi korban lainnya,” terang Boyke.
Dirinya berpesan bahwa tenaga bidan yang langsung berhubungan dengan perempuan-perempuan Indonesia harus bisa memberikan pemahaman dan mengingatkan untuk tidak menikah usia dini dan tidak melalukan nikah siri karena ini dampaknya berbahaya bagi alat reproduksi wanita.
“Menikah belum cukup usia dan kawin siri dampaknya akan merusak reproduksi, karena belum siap buahi dan berganti-ganti pasangan seperti kawin siri, yang akhirnya dapat terkena penyakit kelamin,” tandasnya. (Da)
Discussion about this post