INILAHTASIK.COM | Dibalik keterbatasan fisik, ada jiwa yang penuh semangat, salah satunya seperti pak Iwan Anwar Mubarok (65), seorang mubaligh tunanetra yang sudah mengabdikan diri sebagai pengajar dan pendakwah sejak 50 tahun yang lalu.
Selama ini ia mampu menafkahi istri dan keempat anaknya, hingga menyekolahkan dan membesarkan mereka. Sehari-hari pak Iwan berdakwah dan mengisi kajian dari satu tempat ketempat lain. Ia pun sering berdakwah dikalangan tunanetra.
Tak ada satupun keluhan yang ia lontarkan, selalu berprinsip bahwa apa-apa yang telah Allah cipatakan di muka bumi ini tidak pernah sia-sia. Ssaya mah selalu yakin, Mâ Khalaqta Hâdzâ Bâthilan” ucap pak Iwan, saat ditemui di rumahnya, Kamis (03/12/2020).
Dulu ia sempat melihat, namun hanya jarak dekat, dari waktu ke waktu penglihatannya hilang dan mengalami kebutaan total. Bagi dirinya, saat Allah mengambil sesuatu darinya, ia yakin bahwa sesunggunya Allah sedang memberikan seribu kelebihan lain kepadanya.
Allah ambil penglihatannya tapi ia masih diberikan kesempatan untuk memaksimalkan anggota badan lain, seperti tangan yang saat ini memiliki keahlian memijat dan biasa ia gunakan untuk membaca Al-Qur’an Braile miliknya.
Tak mau bergantung kepada orang lain, selain menjadi seorang mubaligh, untuk memenuhi kebutuhan harian ia dan keluarga, pak Iwan bekerja sebagai ahli pijat yang dibayar selayaknya oleh para pengguna jasa pijat.
“Dulu saya masuk pendidikan khusus tunanetra di Panti Rehabilitasi Cacat Netra Wiyata Guna Bandung selama satu tahun, keahlian memijat ini dalam rangka mengamalkan ilmu yang saya punya,” ungkapnya.
Dalam rangka mengapresiasi perjuangan Pak Iwan sebagai mubaligh tunanetra, Tim ACT Tasikmalaya mengunjungi kediamannya sekaligus menyerahkan bantuan biaya hidup melalui program Sahabat Da’I Indonesia (SDI) ACT, pada Kamis (03/12).
Koordinator Program ACT Tasik, M Fauzi Ridwan mengatakan, pak Iwan ini sangat layak mendapatkan apresiasi atas perjuangannya selama ini. Pesan spirit yang selalu ia sampaikan banyak menggunggah orang lain untuk senantiasa bersyukur dan berikhtiar.
“Alhamdulillah, jadi satu kebahagiaan kami bisa berjumpa dengan beliau. InsyaAllah program SDI ini akan terus berlanjut, mohon do’anya semoga Allah mudahkan ikhtiar kita semua” ungkap Fauzi. (Pid)
Discussion about this post