INILAHTASIK.COM | Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan kasus sejak memasuki awal musim penghujan tahun 2020. Peningkatan kasus tersebut, saat ini belum adanya korban meninggal dunia tapi 23 orang yang terserang serangan nyamuk Aedes Aegypti.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan dan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan, untuk kasus DBD di Kota Tasik di awal musim penghujan sekarang telah meningkat 13 kasus menjadi 23 yang terserang nyamuk Aedes Aegypti.
Namun, katanua, belum ada korban jiwa dalam kejadian itu, tetapi masyarakat diimbau untuk waspada dan mengantisipasi dengan melakukan kegiatan menguras, menutup dan mengubur barang-barang bekas.
“Kasus yang terjadi sekarang ini tersebar di 10 kecamatan. Namun, antisipasi yang harus dilakukan sekarang salah satunya membuat gerakan satu rumah satu jumantik dan untuk sekarang ini Dinas Kesehatan juga akan berupaya melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” katanya, Minggu (26/01/2020)
Suryaningsih, mengungkapkan bahwa selama ini warga masih kurang memperhatikan kebersihan lingkungan, utamanya tidak pernah menguras bak mandi, menimbun barang bekas hingga menutup genangan air.
Sedangkan, lanjut ia, langkah itu harus diambilnya dengan mensosialisasikannya secara berkesinambungan melalui petugas puskesmas dan melibatkan RT/RW siaga agar mereka bisa melakukan langkahnya terutama dengan cara pemberantasan sarang nyamuk maupun menebar ikan cupang.
“Untuk mengantisipasi jentik nyamuk Aedes aegypti tumbuh menjadi dewasa atau cara lainnya, juga masih banyak yakni fogging dan tabur obat abate. Akan tetapi, selama fogging memang hanya mematikan nyamuk dewasa saja dan tidak mematikannya jentik nyamuk yang bisa tumbuh menjadi dewasa tetapi yang paling utama harus melakukan PSN hingga menebar ikan cupang hingga kebersihan lain,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, meminta supaya masyarakat di Jawa Barat tetap waspada terhadap serangan nyamuk DBD tersebut. Karena, katanya, penyakit itu memang datang secara tiba-tiba, artinya sudah biasa terjadi tetapi seluruh masyarakat harus tetap waspada dan melakukan langkah dengan cara pemberantasan sarang nyamuk.
“Kami minta supaya pelayanan masyarakat tingkatkan dan dilakukan satu minggu dua kali, bagi tenaga penyuluhan PPK hingga Posyandu harus turun langsung ke lokasi endemis DBD agar wabah tersebut tidak lagi muncul. Sedangkan, warga berada di setiap perkampungan dan pedesaan serta pinggiran sungai harus selalu melakukan dengan cara membersihkan lingkungan supaya serangan nyamuk aedes aegypti tidak terjadi dan tidak bertelur menjadi dewasa,” paparnya. (Amas)
Discussion about this post