INILAHTASIK.COM | Terkait permintaan uang kartal jelang Idul Fitri, Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Tasikmalaya, Nurcipto mengungkapkan bahwa terdapat tren penurunan dari tahun sebelumnya mencapai Rp 2,8 triliun menjadi Rp 2,1 triliun.
Ha ltu ia sampaikan dalam kegiatan pelatihan wartawan mitra KPw Bank Indonesia Tasikmalaya, di salah satu hotel di Pantai Batu Karas, Kabupaten Pangandaran pada Jumat 07 Mei 2021.
Ia menegaskan, angka tersebut dari proyeksi kebutuhan setiap bank.
“Kita lihat tren selama tiga tahun terakhir. Tahun ini pecahan Rp 5.000 paling laris, mencapai 8,5 juta lembar,” ucapnya.
Diakuinya, memang ada penurunan sekitar 14 persen dibanding tahun lalu.
Lalu, Kepala Unit Implementasi Peredaran Uang Rupiah (PUR) BI Tasikmalaya, Devi Tirta Maulana menyebut, ada beberapa faktor penyebab turunnya permintaan uang kartal, mulai penurunan penghasilan masyarakat hingga pemberlakukan larangan mudik 06-17 Mei 2021.
“Yang namanya mudik pasti bawa uang baru itu namanya lebaran. Karena ada larangan, jadi perputaran uang daerah tidak sebanyak sebelumnya,” katanya.
Belum lagi masa libur yang lebih pendek dibanding tahun sebelumnya imbas larangan mudik. Menurutnya, semakin lama masa liburan, maka semakin banyak uang yang ditarik, dan stok uang di atm juga banyak.
Sebaliknya, kata ia, karena masa libur pendek sehingga otomatis kebutuhan uang kartal ada penurunan. (dra)
Discussion about this post