INILAHTASIK.COM | Kekurangan jumlah guru yang banyaknya mencapai seribu orang dan sebagian besar melanda lingkup pendidikan Sekolah Dasar (SD), menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kota Tasikmalaya.
Pasalnya, jika kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut tak menutup kemungkinan akan mengganggu proses belajar mengajar menjadi tak maksimal. Saat ini saja, berdasarkan penuturan Kepala Dinas Pendidikan, Budiaman Sanusi bahwa banyak guru yang terpaksa mengajar lebih dari satu kelas, bahkan jam mengajarnya pun lebih dari 24 jam.
Menanggapi persoalan itu, Kepala Badan Kepagawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Gungun Pahlaguna, Rabu (06/03/2019) mengatakan kondisi kekurangan guru terjadi hampir di semua daerah alias tidak hanya di Kota Tasikmalaya. Untuk menanggulanginya, lanjut ia, setiap proses rekrutmen pegawai diprioritaskan untuk tenaga pendidik atau Guru.
“Pemerintah pusat pun sudah mengetahui kondisi ini. Makanya setiap ada penerimaan pegawai, formasi guru selalu diberi porsi lebih. Berkenaan dengan adanya usulan dari komisi I yang menyarankan agar menarik eks guru yang ada di struktural dikembalikan ke semula, mungkin saja dilakukan. Karena secara aturan pun dibolehkan, hanya saja prosesnya tidak mudah,” ungkap Gungun.
Terlebih, eks guru tersebut sebelumnya telah beralih dari fungsional ke structural. Jika saran itu dilakukan, katanya, yang bersangkutan harus beralih kembali ke fungsional. “Banyak hal yang mesti diperhitungkan,” terang Gungun.
“Sepengetahuan kita, guru yang beralih dari fungsional ke struktural salah satunya disebabkan karena dihapusnya mata pelajaran guru tersebut. Misal, guru bahasa Inggris di SD, semula mapelnya ada, kini ditiadakan,” sambungnya.
Menurut ia, sebetulnya proses perpindahan seorang guru sangat ketat. “Jangankan minta pindah keluar jadi struktural, perpindahan antar sekolahpun tidak mudah, karena harus mempertimbangkan efek yang mungkin timbul setelah guru tersebut pindah. Jadi jangan sampai sekolah menjadi tidak ada gurunya,” tegas Gungun.
Intinya, Gungun menyebut pihaknya akan terus mengupayakan pemenuhan kekurangan guru meski tidak bisa dilakukan secara langsung. “Harus bertahap, mengingat jumlahnya yang tidak sedikit. Pastinya, rekrutmen guru selalu mendapat porsi lebih ketimbang formasi lainnya,” pungkasnya. (Pid)
Discussion about this post