INILAHTASIK.COM | Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak usaha gulung tikar atau paling tidak berhenti beroperasi untuk sementara waktu.
Tapi berbeda dengan usaha ternak ayam pejantan yang digeluti oleh Iman atau yang dikenal Kono, warga Desa Pasirbatang , Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya ini justru mampu bertahan, bahkan mengembangkan usahanya di tengah kasus positif Covid-19 terus meningkat.
“Saya sudah lama beternak ayam potong dan pejantan, hingga saat ini masih bertahan,” ungkap Kono di kediamannya, Kamis (11/03/2021).
Ia menyebut, selama pandemi ini pernah panen terlambat, tapi untuk populasi per kandang ia kurangi, yang tadinya 9.000 ekor menjadi 7.000 ekor.
“Namun bukan dampak dari mewabahnya virus tersebut, karena sebelum pandemi kami juga pernah mengalami panen terlambat, artinya usaha ayam ini ada pasang surutnya, tergantung pasaran dan yang terpenting adalah harga yang sampai hari ini turun naik,” ucapnya.
Ia mencontohkan, untuk hari ini saja, harga dari ayam BR memasuki Rp16.000,-. Sedangkan ayam pejantan di kisaran harga Rp. 24.000,-.
“Kalau harga lagi stabil, ayam BR bisa mencapai Rp 24.000, sedangkan pejantan Rp 30.000,-. Jadi kalau harga Rp. 16.000 itu di bawah standar modal,” katanya.
Sebenarnya, lanjut Kono, dirinya ingin membuka kandang lagi untuk mengembangkan usaha, namun yang menjadi benturan saat ini dalam hal permodalan.
“Semoga saja ada perhatian khusus dari pemerintahan untuk pengembangan usaha ayam kami, agar kedepannya bisa merekrut lebih banyak lagi masyarakat di wilayah Desa Pasirbatang,” tandasnya. (ABK)
Baca Juga: Pakai Metode Ini, Petani Buah Naga Desa Cilangkap Panen Empat Kali Lipat
Discussion about this post