INILAHTASIK.COM | Demonstran pendukung kerajaan di Thailand bentrok dengan aparat kepolisian setempat saat melakukan unjuk rasa di depan Gedung Parlemen Thailand.
Dilansir detik.com, Rabu (18/11/2020), bentrokan itu termasuk kekerasan terburuk sejak gerakan protes baru yang dipimpin para pemuda pada Juli lalu.
Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata ke pengunjuk rasa yang memotong barikade kawat dan menghilangkan penghalang beton di luar parlemen.
Polisi menyangkal bahwa mereka telah melepaskan tembakan dengan peluru tajam atau peluru karet, dan mengatakan mereka sedang menyelidiki siapa yang mungkin menggunakan senjata api.
Gerakan protes yang menyerukan reformasi konstitusional pada sistem yang menurut para demonstran telah mengakar dengan kekuatan militer, telah muncul sebagai tantangan terbesar bagi pemerintah Thailand selama bertahun-tahun.
Pusat Medis Erawan Bangkok mengatakan, sedikitnya 55 orang terluka. Dikatakan setidaknya 32 orang menderita gas air mata dan enam orang mengalami luka tembak. Tidak disebutkan siapa yang mungkin menggunakan senjata api.
“Kami mencoba menghindari bentrokan,” kata wakil kepala polisi Bangkok, Piya Tavichai, dalam konferensi pers. Dia mengatakan polisi telah mencoba untuk mengusir pengunjuk rasa dari parlemen dan untuk memisahkan mereka dari pengunjuk rasa pendukung kerajaan.
Setelah sekitar enam jam, polisi mundur dan meninggalkan truk air mereka, yang oleh pengunjuk rasa disemprot dengan coretan. ***
Discussion about this post