INILAHTASIK.COM | Tanggal 17 Oktober lalu, merupakan puncak peringatan Hari Jadi Kota Tasikmalaya ke-18. Dalam kurun waktu tersebut, tak dipungkiri telah banyak kemajuan yang ditorehkan pemerintah dalam mengawal Kota Tasik sebagai daerah otonomi baru pasca berpisah dari Kabupaten Tasikmalaya.
Pada momentum puncak peringatan hari jadi Kota Tasik ke-18, Wali Kota, H. Budi Budiman membeberkan sejumlah capaian program dan penghargaan yang telah diterima oleh pemerintah Kota Tasikmalaya dalam kurun dua tahun terakhir, periode kedua masa jabatan dirinya bersama dengan H. Muhammad Yusuf.
Dalam sambutannya, Budi mengatakan, momen hari jadi Kota Tasik kali ini memiliki dua makna penting. Pertama, papar ia, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat dan karunia yang telah diberikan, berupa kemudahan dan kelancaran dalam proses pembangunan di Kota Tasikmalaya
Lalu kedua, sebagai sarana Muhasabah diri dan memperbaiki diri, dapat memilah hal yang harus dipertahankan, serta hal yang harus diperbaiki.
“Guna mengembalikan marwah Tasikmalaya sebagai Kota Resik, maka tema hari jadi kali ini yaitu Tasik Resik Tasik Berbudi (Eco Friendly), dengan Motto Tasikmalaya Milik Kita,” terang Budi.
Ia menyebut bahwa penentuan tema dan slogan tak lain dilatarbelakangi karena julukan Tasik Resik saat ini kian memudar dengan adanya perkembangan era digital secara global.
Pemilihan tema tersebut, lanjutnya sebagai salah satu ikhtiar bersama agar Kota Tasik menjadi kota yang mampu melayani masyarakatnya dengan baik, juga dapat menikmati sekaligus menjaga hasil pembangunan dalam suasana yang Resik, Tertib, Tentram, dan Bersahabat.
Di usia ke-18 tahun ini, sambungnya lagi, wali kota mengajak untuk bersama-sama mengembalikan julukan Tasik Kota Resik sebagai salah satu ikon kebersihan di Priangan Timur. Selain itu, Kota Tasik dikenal dengan warganya yang berbudi, menjunjung tinggi keramahan, dan kearifan daerahnya.
“Mudah-mudahan di usia 18 ini mampu mengembalikan marwah tersebut. Untuk itu, perlu dukungan dari semua pihak dalam mewujudkannya,” ungkapnya.
Menurutnya, 18 tahun perjalanan Kota Tasik banyak romantika dan dinamika sejarah yang tercipta mengiringi pendewasaan kota ini. “Sebagai generasi penerus, sudah seharusnya kita menjadikan sejarah lahirnya Kota Tasik, sebagai untaian peristiwa penuh hikmah, bahwa capaian pembangunan saat ini, tak lepas dari peran serta para pemimpin terdahulu,” tambah Budi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya memfokuskan pada pembangunan infrastruktur yang terencana dengan baik, yang diharapkan akan berdampak pada konektivitas dan pertumbuhan ekonomi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Selain itu, kita juga terus berupaya memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat di segala bidang, guna mempersiapkan SDM yang penuh inovasi, kreativitas, kolaborasi, dan kecepatan berbasis digital,” tegasnya.
Di dua tahun terakhir ini, dibeberkan Budi, pemkot telah berhasil menakan angka kemiskinan sebesar 12,71%, dengan laju inflasi tahun 2018 sebesar 2,30%, laju pertumbuhan ekonomi 5,94%, indeks pembangunan manusia (IPM) 72,03%.
Selain itu, tahun 2018-2019, telah menuntaskan pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) sebanyak 4.408 dari target selama lima tahun kedepan sebanyak 5.000 RTLH.
“Kita juga sudah menyelesaikan pembangunan tiga tower gedung rawat inap pada RSUD dr Soekardjo, dan saat ini tengah dibangun pula Rumah Sakit tipe D, yakni RS Purbaratu dan RS Dewi Sartika,” katanya.
Wali kota juga bilang bahwa sejumlah penghargaan pun berhasil diraih dalam dua tahun terakhir, diantaranya, penghargaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) tahun 2018 denga nilai BB dari Kementerian PAN RB, penghargaan Wajar Tanpa Pengecualiaan dari BPK, penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Pratama, Penghargaan Hak Asasi Manusia, dan sejumlah penghargaan lainnya.
Salah satu kado terindah pada hari jadi ke-18, yakni penyerahan sertifikat tanah dari pemerintah Kabupaten Tasikmalaya pada 23 September 2019 lalu. Penyerahan 10 buah sertifikat itu, ungkap ia, merupakan hasil mediasi yang difasilitasi oleh pihak Kejaksaan Negeri. Ke 10 sertifikat tersebut, seluruhnya merupakan sertifikat kawasan olahraga Dadaha, seluas 15 hektare.
Selain itu, tanggal 27 Februari 2019, Presiden meresmikan terminal penumpang Bandara Wiriadianta, terdapat pula tiga counter untuk chek in, yang bisa menampung sebanyak 120 penumpang. Kemudian, landasan pacu bandara milik TNI AU ini, kembali dilakukan penambahan sepanjang 400 meter, dari semula 1.200 menjadi 1.600 meter.
“Tak lupa kami sampaikan terimakasih dan apresiasi kepada seluruh ASN di lingkungan pemkot Tasikmalaya yang telah bekerja ikhlas, berprestasi, loyalitas, dan integritas yang telah ditunjukan selama ini. Mari kita sama-sama untuk terus belajar memperbaiki diri menjadi lebih baik,” ujar Budi.
Ia mengajak kepada semua pihak untuk turut serta melakukan perubahan dengan terus melakukan perbaikan yang bersifat terbosan dan menciptakan kepeloporan, serta kreativitas dalam berbagai bidang, demi mewujudkan Kota Tasik yang Religius, Maju, dan Madani.
“Tak lupa kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh unsur lapisan masyarakat, atas kinerja kami yang dianggap belum maksimal. Begitu pun berbagai program yang belum terwujud sampai saat ini. Saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan,” tandasnya. (Pid)
Discussion about this post