INILAHTASIK.COM | Yayu, wanita yang tinggal di Kampung Hegarmanah, Desa Ciawang, Kecamatan Leuwisari ini merupakan salah seorang pengusaha burayak nilem. Saat ditemui, ia mengaku sudah menjalankan usahanya itu sejak lima tahun lalu. Jenis ikan nilem yang digunakan adalah ikan nilem sirip putih. Menurutnya, burayak nilem ini kaya akan potensi rupiah.
Hal itu terbukti dengan penjualan burayak nilem yang dijual sudah ke luar daerah, salah satunya Jakarta. Ia menyebut, minat masyarakat terhadap burayak cenderung lebih tinggi daripada ikan yang sudah besar. Apalagi masyarakat Padang.
Menurutnya, burayak nilem jenis sirip putih ini mirip dengan ikan bilih. Baik dari segi rasa maupun bentuk. Permintaan burayak nilem ini selalu didominasi oleh masyarakat Padang. Pasalnya, ikan nilem ini cenderung lebih murah dan mudah ditemui ketimbang ikan bilih asli.
Ia menambahkan, proses pengolahan sampai penjualan burayak ini pun cukup mudah. Setelah dibersihkan, ikan dijemur sampai 4 jam di bawah terik matahari. Setelah itu lalu digoreng dan siap dikemas. Satu kilogram ikan kering yang sudah digoreng dipatok dengan harga 120 ribu rupiah.
Kendati demikian, setiap usaha selalu ada hambatan, tak terkecuali dalam usaha ini. Usaha burayak sangat bergantung pada kondisi cuaca. Bila hujan, pertumbuhan ikan cukup lambat, hal itu akan berdampak pada proses produksi.
Selain budidaya sendiri, ia menyiasatinya dengan membeli bibit burayak dari para pengepul di sekitaran Galunggung. Harga perkilonya hanya 25 ribu rupiah. Bila dibandingkan dengan harga jual pasca olahan, untungnya bisa sampai empat kali lipat.**
Discussion about this post