INILAHTASIK.COM | Belakangan ini praktik rentenir berkedok ala-ala perbankan kian marak dan meresahkan warga Tasikmalaya. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin warga yang selama ini kerap meminjam uang akan semakin terlilit utang yang tak berkesudahan. Untuk itu, perlu perhatian serius dari pemerintah, pemuka Agama dan yang lainnya untuk menyikapi persoalan yang tengah marak di masyarakat saat ini.
Salah tokoh warga Tasikmalaya, Nanang Nurjamil turut angkat bicara menyikapi persoalan tersebut. Kamis (14/11/2019), ia mengatakan bahwa Pemerintah dan DPRD harus segera turun tangan mengambil tindakan terkait maraknya bank emok di kota dan kabupaten Tasikmalaya. Karena kian marak dan meresahkan, bahkan menelan banyak korban.
Menurut ia, bukan soal pinjam meminjamnya melainkan urusan bunga pinjaman yang katanya hampir mencapai lebih 30% dari total nilai pinjaman. Jumlah itu jelas akan membuat masyarakat peminjam akan semakin terlilit jerat utang.
“Ini bukan lagi pinjam meminjam pada umumnya, tapi ini sudah praktik rentenir. Jika memang serius menyikapi persoalan ini, saya coba usul ke DPRD dan Pemerintah untuk membentuk koperasi kecil di setiap RW. Misal KOWANIR (Koperasi Melawan Kemiskinan dan Rentenir) berbasis Syariah,” papar Nanang.
Soal penganggaran, lanjut ia, bisa dari APBD secara bertahap. Besaran modalnya disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah, sehingga masyarakat kecil tidak perlu lagi meminjam kepada rentenir, bank emok, atau apapun namamya.
“Jika terdesak kebutuhan bisa pinjam dari koperasi, dan jika memungkinkan pinjaman tersebut tanpa bunga. Atur bunganya serendah mungkin atau serahkan kepada peminjam berapa mampunya memberikan kelebihan,” bebernya.
Kemudian, kata Nanang, setelah nanti koperasi syariahnya benar-benar bisa mandiri, maka bisa membebaskan semua pinjamannya dari beban bunga. “Jika para pemangku kebijakan serius menangani persoalan ini, rasanya ide pembentukan koperasi syariah ini bisa diwujudkan secara bertahap dan simultan,” pungkasnya. (Pid)
Discussion about this post