INILAHTASIK.COM | Beberapa tahun silam, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya punya mimpi untuk membangun Sarana Olahraga (SOR). Pada sekitar tahun 2012, mimpi itu ternyata diamini oleh Pemerintah Provinsi. Berbekal Banprov, lahan yang ada di pinggiran Jalan Manunreja-Sukaraja, persisnya samping Gedung Pramuka, Kabupaten Tasikmalaya, itu mulai dibangun SOR.
Bahkan, kabarnya bakal SOR yang sedang dibangun kala itu bukanlah SOR sembarangan karena digadang-gadang berstandar internasional dan merupakan SOR terbesar di Priangan Timur.
Namun faktanya, sampai saat ini pembangunannya masih belum rampung. Pembangunan sarana tersebut beberapa kali molor. Misalnya, setelah melakukan pembangunan tribun penonton yang menghabiskan anggaran sebesar kurang lebih 35 miliar pada tahun 2013 sampai 2014. Pembangunan itu tak berlanjut di tahun berikutnya.
Pembangunan SOR, baru dilanjutkan lagi pada sekitar pertengahan tahun 2016 lalu. Pemerintah Provinsi kembali mengucurkan anggaran sebesar 15 miliar rupiah. Anggaran itu kemudian digunakan untuk menyelesaikan beberapa bagian lapangan. Setelah anggaran habis, pembangunan kembali molor.
Hal itu disesalkan warga. Pasalnya, bukan hanya Pemerintah saja yang punya keinginan untuk memiliki SOR di Kabupaten Tasikmalaya. Aminudin (38), Warga Kampung Kaliki, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, mengaku menyayangkan keadaan itu.
“Iya, sayang sekali. Padahal saat ada kabar bahwa Kabupaten bakal punya SOR terbesar di Priangan Timur, saya sangat bangga, tapi sekarang kecewa karena pembangunannya mandek,” kata dia saat ditemui di sela aktivitasnya, Sabtu (27/10/2018).
Aminudin menilai, jika pembangunan SOR tersebut banyak mandek maka otomatis biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah akan jauh lebih besar, karena sebagian sarana orahraga yang sudah dibangun seperti rangka tribun dan bagian-bagian lapangan lainnya mesti dirawat.
“Otomatis, kan kalau semakin lama mandek, maka pengeluaran juga akan lebih besar. Karena menurut saya kalau tidak dirawat dan dibiarkan begitu saja malah jadi masalah yang lebih besar,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan oleh Mahfudin (49), pria yang kedapatan sedang berolahraga di sekitar kawasan SOR itu mengatakan, apabila pembangunannya terus mandek dikhawatirkan akan menjadi beban yang berlapis.
“Misalnya sekarang mandek karena nggak ada anggaran, sedangkan ada bagian fasilitas yang sudah dibangun. Harus dirawat. Lebih lama mandek, biaya perawatan pasti lebih besar,” singkat Mahfudin. (Sep)
Discussion about this post