INILAHTASIK.COM | Pemkot Tasikmalaya bersama Bank Indonesia perwakilan Tasikmalaya memgadakan High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), di Aula Bale Kota, Rabu (10/04/2019). Hadir dalam kesempatan tersebut, Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan (Asda II), Kepala BI, Kepala Bagian Ekonomi, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Asda II, Kuswa Wardana mengatakan inflasi pada triwulan pertama tahun ini lebih baik dibanding triwulan pertama tahun 2018. “Kita juga jangan lantas merasa tenang atas angka inflasi saat ini, tentu perlu antisipasi, tak bisa dijadikan sebagai patokan, terlebih Mei nanti sudah masuk bulan puasa, sudah barang tentu tingkat kebutuhan masyarakat akan meningkat, kebiasaannya seperti itu,” ungkapnya.
Menurutnya, beberapa kegiatan dipersiapkan untuk mengantisipasi lonjakan inflasi karena kebutuhan masyarakat diperkirakan mengalami peningkatan, diantaranya inspeksi dadakan (sidak) ke pasar, guna memastikan ketersediaan gas elpiji, beras dan lainnya, sebelum puasa dan menjelang hari raya Idul Fitri, termasuk menggelar operasi pasar murah (OPM), dan tahun lalu ada forum ulama yang diprakarsai oleh BI.
Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan saat ini nilai tukar rupiah menunjukan trend ke arah fundamental, sehingga inflasi dapat terjaga dengan stabil dan cukup rendah. Kemudian, stabilitas sistem keuangan, termasuk semua indikator menunjukan hal yang sangat solid. “Kita optimis perekonomian 2019 Insya Allah dapat terjaga dengan baik,” ujarnya.
“Tentu tidak cukup bagi kita untuk puas diri dengan angka inflasi pada triwulan satu ini, terlalu cepat untuk mengasumsikan perkiraan lebih jauh, yang terpenting bagaimana kita bisa mengelola ekspektasi, bahkan prilaku di musim dengan tekanan cukup tinggi,” turur Heru.
Ia memaparkan bahwa berbicara inflasi bukan sekedar pasokan, tapi ekspektasi dan perilaku. Ketika konsumtif maka akan mendorong permintaan terhadap suatu komoditas menjadi meningkat, pola konsumsi yang bervariatif juga penting. Ketika suatu komoditas harganya tinggi, misal daging ayam, kita dorong diversifikasi ke bahan pokok lainnya, dengan kata lain masyarakat juga perlu diedukasi, bijak dalam belanja, perbaiki variasi pola konsumsi.
Inflasi sampai triwulan I, lanjut Heru, relatif terjaga dan terkendali dengan baik dibanding triwulan I 2018 masih rendah. “Namun jangan berpuas diri, mengingat tantangan terdekat adalah menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, dimana kebutuhan komoditas pangan meningkat cukup tinggi, sangat penting bagi kita untuk menjaga dan memperkuat ketersediaan pasokan pangan, konektivitas pedagangan antar wilayah, dan dalam waktu dekat kita akan gelar OPM,” tandasnya. (Pid)
Discussion about this post