INILAHTASIK.COM | Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui salah satu programnya Global Wakaf, kembali menambah jumlah Lumbung Ternak Wakaf (LTW). Kali ini yang menjadi pilihan adalah Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya berada di Kedusunan Cintabodas, Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega.
LTW Cintabodas dibangun di atas tanah seluas dua hectare. Pembangunannya di danai hasil dari donasi wakaf mitra ACT. Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah keempat yang dipilih sebagai lokasi pembangunan lumbung ternak wakaf, sementara tiga daerah lainnya yakni Blora, Sumbawa, dan Aceh.
Dewan Pembina yang juga Penasehat Global Islamic Philantropy (GIP), Ustadz Ahyudin, saat ditanya sejumlah wartawan disela-sela Launching LTW Cintabodas menjelaskan alasannya memberi nama lumbung ternak wakaf. “Lumbung itu artinya pusat. Sementara, peternakan itu ciri khas Indonesia. Apa bangganya Indonesia, kalau peternakannya tidak hebat, salah satu ciri Negara Agraris itu adalah peternakan,” tegas ia.
Untuk pembangunan LTW ini, ungkapnya, didanai dari dana wakaf yang dikelola ACT. “Kita gerakan donasi masyarakat untuk membangun lumbung-lumbung ternak. Itulah kenapa kita beri nama lumbung ternak wakaf,” terangnya.
“Terus terang saja, kami ingin mengembalikan kejayaan Agraris bangsa ini. Mengembalikan ketahananan pangan Indonesia, salah satu ketahanan pangan itu adalah ternak. Kami akan sangat bahagia kalau seluruh masyarakat Indonesia punya ternak,” sambung ia.
Disebutkannya bahwa jumlah ternak yang ada di LTW Cintabodas hanya 5000 ekor. Mestinya, satu desa dengan jumlah penduduk lima ribu jiwa, minimal harus ada itu 25 ribu pembibitan ternak. “Saat ini baru lima ribu ekor. Kita akan genjot dalam waktu dua tahun ke depan. Kalau itu berhasil mencapai target 25 ribu ekor, maka jadilah desa ternak mandiri dengan pangan ternak,” paparnya.
Pihaknya menginginlan untuk menginspirasi bangsa Indonesia untuk kembali ke pangan. “Ayo kembalilah ke pangan, jika ada sesuatu yang harus dibanggakan dari bangsa ini, banggalah dengan hasil pangannya. Lumbung ternak wakaf ini adalah salah satu solusi mengatasi kemiskinan, caranya dengan memberdayakan warga sekitar untuk bekerja di LTW,” ujar ia.
Di LTW Cintabodas, lanjut Ahyudin, sedikitnya mempekerjakan 73 orang warga sekitar LTW, dengan upah di atas upah minimum regionsl (UMR) Tasikmalaya. “Jadi menurut kami, bukalah lapangan pekerjaan di desa-desa berbasis pangan, mari membangun korporasi pangan berbasis pedesaan,” tandasnya. (Pid)
Discussion about this post