INILAHTASIK.COM | Untuk pertama kalinya Kabupaten Tasikmalaya mempermainkan Festival Permainan Tradisional Alimpaido, di Lapangan Hitam Setda Kabupaten Tasikmalaya, Senin (25/03/2019) siang. Bupati H. Ade Sugianto mengibarkan kipas bambu sebagai tanda dimulainya pertandingan Alimpaido yang diikuti sebanyak 144 atlet dari 24 kecamatan se-Kabupaten Tasik.
Dikatakan bupati bahwa semua pihak harus mampu mengembangkan mental juara yang tidak pernah mengalah, kontestasi, mencari kejuaraan dan mencari piala, tapi juga mampu menghormati kawan dan lawan dengan kata lain sportivitas. “Kita pun harus menerima kekalahan dan menerima kelebihan dari lawan sendiri di atas kejuaraan dan persaingan,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permusieuman Kemendikbud RI, Fitra Arda mengatakan Alimpaido merupakan kaulinan urang lembur yang dipertandingkan dan diikuti seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat.
Alimpaido tersebut, lanjut ia, digelar untuk mengangkat kembali permainan tradisional yang hampir punah. Menurutnya, di Jawa Barat terdapat kurang lebih 200 permainan tradisional yang dimiliki seluruh kabupaten/kota. “Ini merupakan potensi bagi pengembangan wisata budaya. Oleh karenanya, Alimpaido menjadi agenda tahunan,” sebutnya.
Firda mengungkapkan, kegiatan PKN adalah PON-nya kebudayaan nasional yang nantinya akan digelar pada bulan Oktober 2019 di Jakarta, dengan diikuti berjenjang mulai desa, kecamatan, kabupaten hingga nasional.
Di dalam permainan nasional itu ada 4 hal, yakni olah pikir, olah hati, olah rasa dan olahraga, serta saling keterkaitan saling menghargai. “Bagaimana mengolah fisiknya, jiwa tanggungjawab sekarang ini mulai hilang,” ujar ia.
Dirinya menuturkan bahwa kegiatan Alimpaido sering dan sudah beberapa kali di di Jabar, dan tingkat Nasional tersebut baru pertama kali dilaksanakan. Sebelumnya, sambungnya, kegiatan ini sudah ada solusi dari kongres di Jakarta salah satunya membentuk PKN.
“Tentu tiap daerah mempunyai ciri khas masing-masing, kegiatannya dimulai berjenjang bawah hingga nasional, yang pasti generasi-generasi milineal ini juga mencintai budaya yang sesungguhnya,” kata Fitra.
Ia menyebutkan 10 jenis permainan tradisional yang ditandingkan yakni Egrang, Kelom Batok, Rorodaan, Engkle, Sondah, Sorodot Gaplok, Perepet Jengkol, Gatrik, Gasing, Bedil Jepret dan Sumpit. (anto)
Discussion about this post